Selasa, 17 Januari 2017

pengalaman istimewa

Hari itu Selasa tanggal 10 Maret 2015, waktu yang akan saya selalu ingat. Pertama kalinya saya mendaki gunung. Yaa, mendaki gunung menjadi trend setelah adanya film 5cm. Walaupun jarak antara kemunculan film tersebut sudah terpaut lama. Tidak ada rencana sama sekali untuk mendaki Gunung Merbabu ditanggal tersebut. Kegiatan yang cukup awam bagi saya karena belum pernah sama sekali untuk mendaki. Yang terlintaskan dipikiran cuman rasa penasaran. Saya tidak memikirkan resiko dibalik itu.
Awalnya kenapa bisa mendaki disebabkan pas itu, SMA saya mengadakan study tour. Nah kesempatan itu saya gunakan untuk mencoba mendaki. Kebetulan sahabat saya waktu SD mengajak. Malam hari sebelum mendaki, saya diajak untuk prepare alat-alat. Tetapi saya tidak ikut. Saya merasa alat-alat yang dibutuhkan telah ada. Kami janjian untuk berkumpul keesokan paginya.
Waktu yang dijanjikan telah tiba, saya beranjak dari rumah ketempat yang telah ditentukan. Lha kok pas banget. Sahabat saya tidak ada ditempat itu. Terlintas dipikiran untuk pulang, namun karena sudah pamitan untuk mendaki saya putuskan berangkat senidir. Saya tidak memikirkan resiko yang akan terjadi. Yang saya kira mendaki gunung adalah hal yang menyenangkan dan tidak terlalu berat.
Setelah di jalan, saya teringat kalau saya tidak mengetahui jalur pendakian yang akan digunakan. Untuk info saja jalur pendakian Gunung Merbabu kurang lebih ada 4 jalur. Disitu insting saya di uji coba. Akhirnya saya memilih jalur yang bernama Wekas dari arah barat bagian gunung. Saya memilih jalur itu karena jalu itu belum pernah dicoba oleh sahabat saya. Tambah persoalan saya tidak tahu jalan menuju Desa Wekas tempat basecamp pendakian.
Perjalanan yang saya lakukan tidak terlalu mulus, dari Jogja sampe Magelang hujan deras. Terbesit untuk balik arah dan pulang ke rumah. Namun, semangat untuk mendaki menghangatkan udara hujan kota Maegelang. Sampai Magelang, mamir dulu ke rumah makan padang mengisi perut. Tak lupa menanyakan jalan. Sepertinya masalah masih mengikuti saya. Orang yang saya tanyai tidak tahu jalan menuju basecamp. Akhirnya di kota Magelang saya berputar putar hinga satu jam lamanya.
Sang Surya mulai menutup diri hari mulai petang.  Terlihat  dari jauh kokohnya Gunung Merbabu. Ide bermunculan. Lantas saya mencari jalan yang mengarah ke gunung. Ku susuri terus jalan itu. Hingga pada akhirnya jalan tersebut mengecil dan bercabang. Ditambah gunungnya mulai terttutup lembutnya kabut. Ternyata saya memilih jalan yang salah. Saya memilih jalan yang masuk ke hutan dan itu tidak ada kendaraan yang sama temui dan jauh dari desa.
Akhir dari jalan itu same di terminal Magelang. Di terminal ada angkot yang mau ke desa  basecamp. Kemudian saya ikuti. Pada akhirnya saya telah sampai di desa Wekas. Saya sangat senang telah bisa sampai di basecamp. Tak lelahnya masalah hinggap pada saya. Di basecamp saya tidak menjumpai sahabat saya. Seluruh desa saya kelilingi dan tidak menjumpai sama sekali. Akhirnya saya kalah dengan masalah dan memutuskan untuk pulang setelah perjuangan untuk sampai di basecamp sudah berat.
Tidak sangka dan tidak diduga sebelum saya meninggalkan desa, teman saya muncul dari pintu masuk desa. Semangat yang padam kembali menggelora. Kami bercerita tentang perjalanan menuju basecamp. Ternyata dia sempat salah arah dan harus berputar. Setelah persiapan kami memutuskan mendaki jam setengah tujuh. Tak lupa kami panjatkan doa kepada Sang Pemilik Seluruh Alam agar diberi kelancaran dan keselamatan.
Tidak ada persiapan yang saya lakukan mebuat saya terkejut, ternyata mendaki gunung tidak semudah dan segampang yang saya pikirkan selama ini. Baru sekitar 50 meter yang sudah meminta untuk istirhat. Butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampe pos 2, itu baru 1/3 perjalanan. Kami memutuskan untuk mendirikan tenda di pos ini. Kami berencana menuju puncakpukul 3 pagi.
Keesokan harinya, tidak hanya jalur yang terjal. Suhu di tempat itu mencapai 4 derajat Celcius. Saya sempat hipotermia. Jari-jari kaki telah menghitam. Perjalanan menuju puncak tertunda hingga matahari muncul. Setelah agak hangat kami memulai mendaki lagi. Sampai di pos 3, masalah datang. Tiba-tiba badai datang dan pada saat itu jalur yang kami lalui sangat berat. Kanan-kiri berupa jurang, kita harus merangkak karean kemiringan tebing. Kalau berhenti disini, mungkin tidak selamat. Kami tetap lanjut hingga menjumpai batu yang sangat besar hingga kami bisa berteduh dari badai. Lumayan lama kami berteduh. Setelah agak reda kami melanjutkan kembali.
Pukul 11.00 siang, Alhamdulillah kami berhasil mencapai puncak. Dipuncak kami bertemu teman-teman pendaki lain. Kami saling mengasih selamat telah sampai dipuncak. Perasaan gembira menyelimuti kami semua. Setelah diterjang badai pun kami tetap bisa sampai puncak. Pukul 13.00 kami memutuskan untuk kembali ke tenda.
Perjalanan turun tidak terlalu berat. Setelah mengemasi tenda dan barang-barang kami turun ke basecamp. Pas adzan magrib kami sampai di basecamp. Kemudian kami membersihkan diri dan melaksanakan sholat sembari bersyukur telah diberi keselamatan. Pukul 21.00 saya sudah sampai di rumah tiada kekurangan suatu apapun. Pengalaman ini menjadi tidak terlupakan, karena pernah menjumpai kejadian antara hidup atau mati. Karena pengalaman ini saya merasa menjadi sangat kecil dihadapan-Nya. Pelajaran lain yang saya dapat adalah jangan meremehkan alam. Jangan merasa sombong untuk hal apapun. 
Terima kasih telah membaca tulisan saya walaupun banyak kekurangan.





Senin, 16 Januari 2017

perkenalan diri

Lan-Olan... begitulah teman-teman memanggil namaku. Yups, nama panggilanku yang paling umum adalah Olan. Tetapi ada juga yang memanggil dengan nama Joni. Entah darimana panggilan itu, tetapi yang pertama kali memanggilku dengan sebutan Joni adalah kakak pertamaku yang bernama Muhammad Syukbah Irhami. Kemudian kakak kedua saya juga ikut menanggil nama Joni tetapi didepan nama Joni dikasih tambahan kata "Dol". pada saat itu memang sedang ngetrendnya sinetron ''Si Doel anak Betawi". Nama saya yang benar adalah Rafiq Maulana. anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakakku yang kedua bernama Latifah Cahya Adhiani. Sama seperti saudaraku yang lain. Nama saya diberi oleh "Pak Sayang" yang dalam bahasa Jawa adalah Pakdhe. "Pak Sayang" adalah sebutan Pakdhe bagi orang Aceh. Rafiq Maulana kalau kata orang tua artinya pemimpin yang bijaksana (semoga bisa seperti nama hehehe). Bukannya sombong, namun kelahiranku sangat ditunggu, bukan karena apa, tetapi karena aku didalam kandungan selama hampir 12 bulan. Bahkan ibu saya yang saat itu mengambil cuti melahirkan menambah cuti karena menunggu anaknya ini wkwkwkw.. Kelahiran saya bertepat pada tanggal 2 Desember 1997 kalau tidak salah hari Selasa pasarannya Legi. Jarak dengan kedua kakakku juga lain dari yang lain. Dengan Kakak yang pertama 18 tahun, sedang yang kedua 17 tahun. Menjadi yang terkecil dikeluarga pertamanya sangat menyenangkan sangat dimanja sama orang tua dan kakak. beranjak dewasa malesi bangeti, cuman disuruh-suruh setiap hari. Walaupun begitu saya sangat paham dibalik itu pasti mereka pada menyimpan rasa sayang (pede tenann). Menjadi yang terakhir juga banyak sekali pelajaran yang dipetik. Belajar dari pengalaman para kakak. Sejak kecil saya sudah diarahkan untuk memilih hobi. Kebanyakan dikenalkan dengan hobi olah raga. Dari olah raga menggunakan bola, raket hingga berenang. Tetapi saya memilih sepak bola. Karena dipermainan sepak bola kita dapat belajar bekerja sama, membuat komunikasi yang baik antar rekan se-tim agar bisa memenangkan sebuah pertandingan. Hobi yang saya lakukan cuman sampai SD, setelah itu bablas angine. Beranjak dari merah menjadi biru, oleh bapak diarahkan untuk mendalami salah satu bahasa internasional yaitu bahasa Inggris. Namun, pengalaman belajar bahasa asing ketika SD yang tidak menyenangkan membuat saya agak sulit mempelajarinya. Padahal saya sudah berpikir positif bahwa menguasai bahasa dapat bermanfaat untuk kedepannya. Beranjak ke masa putih abu-abu yang kalau kata orang. Dimana masa yang paling indah untuk membuat suatu kenangan katanya. Di masa ini, yang katanya jaman e cah labil saya diberi tanggung jawab untuk terjun ke dalam masyarakat khususnya Karang Taruna. Terjun di masyarakat sangat menginspirasi saya sebagai seorang pelajar. Dari masyarakat pula kita dapat belajar berkomunikasi yang baik dengan yang lain. Selain itu kita juga dapat berlatih bagaimana mengatasi tipikal orang-orang. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan, saya berlatih berkomunikasi yang baik dengan setiap orang baik di kampung maupun di mana tempat. Toh, dari komunikasi kita dapat mengtahui berbagai informasi. Namun pada akhirnya saya terbiasa berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan Emha Ainun Najib / Cak Nun dapat memiliki pengetahuan yang luas bukan dari pendidikan formal melainkan dengan cara berkomunikasi dengan berbagai golongan mahluk hidup. Dari berkomunikasi pun kita dapat membaca karakter seseorang. Dan pada akhirnya saya pun juga paham dengan diri saya sendiri. Seseorang yang memiliki ambisi yang besar untuk menjadikan namanya menjadi doa yang terkabul, namun dalam dirinya memiliki beberapa kendala. Dibalik itu semua ada sesuatu komunikasi yang dilakukannya kepada Pencipta-Nya agar selalu dikuatkan untuk mengatasi kendala dalam dirinya. Kalaupun tidak dapat menjadi pemimpin bagi orang lain tetapi bisa menjadi pemimpin yang baik untuk diri sendiri. Mungkin segini coretan tinta yang dapat dituliskan. Untuk saat ini mungkin menjadi yang terbaik akan tetapi di masa nanti masih banyak yang harus dipelajari lagi. Kata ini saya dapat dari berkomunikasi dengan seseorang JAMES BOND (Jaga MESjid dan keBOND) . Dia berucap “mungkin saat ini kita sudah melakukan yang kita anggap luar biasa tetapi di masa yang akan datang itu hanya menjadi secuil apa yang kita lakukan karena dengan melatih diri kita dapat berkembang.”




Jumat, 18 Januari 2013



Pep Guardiola, FC Bayern





Bixente Lizarazu selaku eks pemain Bayern Munich telah menyatakan bahwa ia tidak merasa heran dengan pilihan Pep Guardiola yang merapat ke Allianz-Arena.
Seperti diketahui, meski dihubungkan dengan sejumlah klub-klub besar di Liga Primer -- sebut saja Manchester United, Manchester City hingga Chelsea -- namun pilihan Pep akhirnya jatuh kepada Bayern, yang berlaku efektif pada musim depan.
“Seorang pelatih hebat telah bergabung dengan klub hebat. Hal itu cukup masuk akal,” ujar Lizarazu kepada RTL.
“Dia telah memutuskan untuk pergi ke klub sepakbola dengan sejarah nyata, dengan tradisi, dengan semangat kekeluargaan, budaya, identitas, daftar penghargaan yang luar biasa dan jajaran direksi yang hebat.
“Mereka telah membisikkan proyek besar kepadanya, dan ia menyukai itu karena Bayern Munich adalah klub yang memiliki sarana untuk meraih ambisinya.
“Mereka salah satu klub yang sukses menggabungkan aspek finansial dan olahraga karena mereka memenangi gelar dengan tetap menjaga neraca keuangan mereka,” tutup Lizarazu.

Senin, 14 Januari 2013

Sir Alex Ferguson and Roberto Mancini, Manchester City vs Manchester UnitedManajer Manchester City Roberto Mancini memperkirakan laga derby melawan Manchester United pada April mendatang akan menentukan tim peraih gelar juara Liga Primer Inggris musim ini.

Mancini merasa gembira tim besutannya mengalahkan Arsenal 2-0, sebagai bentuk jawaban atas kemenangan 2-1 United dari Liverpool. Selisih kedua tim kini tetap terpaut tujuh angka.

Kendati demikian, Mancini berharap City bisa berselisih empat atau lima poin menjelang duel melawan United. Jika itu terjadi, maka laga derby bisa menentukan gelar juara.

“Itu merupakan kemenangan penting, karena sulit bermain dan menang di sini [Emirates],” ujar Mancini dikutip Guardian.

“United merupakan tim kuat. Untuk saat ini, mereka bermain bagus, tapi musim masih panjang. Sangat penting bagi kami datang ke sana, mendekati mereka, dan kami datang di saat mereka kehilangan angka. Kami berada dalam tekanan, tapi segala sesuatunya bisa berubah.”

“Kami menjalani laga derby pada 6 April, dan kami harus ada di sana dengan selisih empat atau lima angka. Kami sadar kami sedang tertinggal.”

“Saya kira kami tak pantas berselisih tujuh poin dari United. Tapi memang kenyataannya seperti itu. Kami harus bermain bagus, dan itu yang hanya bisa kami lakukan. Kami harus bekerja keras jika ingin mendapatkan peluang di akhir musim.”
Mikel Arteta,ArsenalGelandang Arsenal Mikel Arteta dipastikan menepi untuk tiga pekan. Adapun, Arteta sendiri mendapati cedera pada betisnya ketika ia tengah berlatih guna menghadapi Manchester City, yang berkesudahan dengan skor 2-0.
Lebih jauh, pemeriksaan penuh terhadap cedera pria asal Spanyol itu akan dilakukan segera hari ini, demikian konfirmasi dari manajer Arsenal Arsene Wenger.
“Dia [akan] menjalani scan pada hari Senin. Dia akan absen untuk tiga pekan paling tidak. Itu adalah cedera betis,” ujar Wenger seperti yang dilansir espnstar.com.
Dan menyadari pentingnya peran Arteta, serta adanya lima pertandingan dalam 17 hari terakhir pada bulan ini, Wenger pun ingin menghadirkan amunisi baru.
“Kami berada di bursa trasnfer. Kami berusaha keras [untuk mendatangkan pemain].”
akhir peakan kemarin adalah akhir pekan terakhir yang dapat saya ceritakan karena saya saya sudah berkonsentrasi untuk UAS. Tak usah belama-lama akhir pekan kemarin saya dapat bertahan hingga selesai permainan. Tapi, saya kalah dalam permainan. Tapi nggak papalah yg penting senang. Saya agak sedih untuk absen tidak ikut permaianan akhir pekan. yah itung-itung latihan kesabaran. Juga yang absen hanya 3 bulan, sekalian dapat menghemay uang jajan.sekian terima kasih

Senin, 07 Januari 2013

Saya akan berencana bercerita tentang kegiatan akhir pekan yang membuat ceria jika menang dan menangis jika kalah dan saya akan bercerita tentang olah raga tapi, kebanyakan sepak bola. Salah satu gambar akhir pekan ada di bawah ini